BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara
periodik darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding
rahim wanita. Menstruasi dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan
seorang wanita untuk mengandung anak, walaupunmungkin faktor-faktor kesehatan
lain dapat membatasi kapasitas ini. Menstruasi biasanyadimulai antara umur 10
dan 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatanwanita, status
nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh.
Menstruasi berlangsungkira-kira sekali sebulan sampai wanita
mencapai usia 45 - 50 tahun, sekali lagi tergantung pada kesehatan
dan pengaruh-pengaruh lainnya. Akhir dari kemampuan
wanita untuk bermenstruasi disebut menopause dan menandai akhir
dari masa-masa kehamilan seorangwanita. Panjang rata-rata daur menstruasi
adalah 28 hari, namun berkisar antara 21 hingga 40 hari. Panjang daur dapat
bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbedadalam hidupnya,
dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung
pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi
wanita tersebut.
Periode pengeluaran darah, dikenal sebagai periode menstruasi (atau
mens, atau haid), berlangsung selama tiga hingga tujuh hari. Bila seorang wanita
menjadi hamil, menstruasi bulanannya akan berhenti. Oleh karena itu,
menghilangnya menstruasi bulanan merupakan tanda (walaupun tidak selalu) bahwa seorang wanita sedang hamil. Kehamilan dapat
dikonfirmasi dengan pemeriksaan darah sederhana.
B.
Rumusan Masalah
1.Apakah definisi menstruasi ?
2.Bagaimana siklus menstruasi ?
3.Apakah definisi dari gangguan dalam menstruasi ?
4.Apakah definisi dari macam- macam gangguan dalam menstruasi ?
C.
Tujuan
1. Tujuan Umum
Menjelaskan patofisiologi dan asuhan
keperawatan gangguan dalam menstruasi.
2. Tujuan Khusus
1.Menjelaskan definisi dari menstruasi
2.Menjelaskan siklus menstruasi
3.Menjelaskan definisi
dari gangguan dalam menstruasi
4.Menjelaskan definisi dari macam – macam gangguan
dalam menstruasi
5.Menjelaskan patofisiologi dari macam – macam gangguan dalammenstruasi
6.Menjelaskan manifestasi klinis
gangguan dalam mentruasi
7.Menjelaskan penatalaksanaan
medis dari macam–macam gangguan dalammentruasi
8.Menjelaskan Web of Caution dari macam – macam gangguan dalammenstruasi
9.Menjelaskan Asuhan Keperawatan klien dengan gangguan dalam
menstruasi
D.
Manfaat
1.
Pembaca dapat memahami definisi,
etiologi, manifestasi klinis, penatalaksanaan medis, serta patofisiologi
gangguan yang terjadi pada saat menstruasi.
2.
Pembaca khususnya mahasiswa keperawatan
dapat memahami asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan pada saat
menstruasi.
3.
Perawat dapat menerapkan asuhan
keperawatan yang tepat pada klien dengan gangguan dalam menstruasi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Pengertian
Menstruasi yaitu pelepasan dinding rahim
(endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi secara berulang
(setiap bulan kecuali pada saat kehamilan). Menstruasi yang pertama kali
(menarche) paling sering terjadi pada usia 10 tahun, tapi bisa juga terjadi
pada usia 9 – 16 tahun, tergantung dari kuatnya faktor yang mempengaruhi
kedewasaan dan perkembangan hormon dari gadis itu sendiri.
Faktor yang mempengaruhi cepat atau
lambatnya kematangan seksual (menstruasi, kematangan fisik) ditentukan oleh
kondisi fisik individual, faktor keturunan, suku bangsa, faktor iklim, faktor
cara hidup, faktor lingkungan, faktor sosial ekonomi, dan faktor geografis.
B.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
menstruasi
a)
Faktor eksternal yang
mempengaruhi menstruasi adalah :
(1)
Faktor Suku Bangsa
Suku bangsa sangat berpengaruh terhadap
terjadinya proses menstruasi karena sangat erat kaitannya dengan lingkungan,
pengetahuan dan keadaan sekitar remaja. Menstruasi akan terjadi pada remaja
pada suku bangsa yang mempunyai tingkat kemakmuran penduduk dan tingkat
pengetahuan di atas rata-rata.
Fasilitas yang menunjang percepatan
menstruasi seperti bioskop – bioskop, majalah – majalah yang dapat meningkatkan
stimulus rangsangan seksual sering ditemui pada suatu bangsa yang tingkat
kemakmurannya baik.
(2)
Faktor Iklim
Iklim yang panas (di daerah tropis) akan
mempercepat reaksi hormonal, mempercepat peredaran darah, dan lain-lain yang
diatur oleh hypothalamus. Pada rekasi hormonal yang cepat maka akan mempercepat
datangnya menstruasi di usia yang lebih muda jika dibandingkan dengan di daerah
yang beriklim dingin.
(3)
Faktor Cara Hidup
Gaya hidup instan dan modern dapat
mengurangi tingkat kemandirian dan kepatuhan dari seorang anak remaja. Tingkat
kemandirian yang kurang cenderung akan membuat tingkat ketergantungan remaja
tinggi dan pada akhirnya akan memperlambat proses pendewasaan mereka dalam
bertindak. Kedewasaan merupakan stimulus dari proses fikir remaja dalam
mengatasi masalah yang akan mempengaruhi percepatan reaksi hormonal.
(4)
Faktor Lingkungan
Keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal
seorang anak remaja sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangannya. Lokasi tempat tinggal seorang anak remaja yang sedang
berkembang yang berada di tengah kota maupun disuatu desa yang sunyi akan
berpengaruh terhadap perkembangan pola fikir dan perkembangan jiwa anak
selanjutnya akan berpengaruh terhadp perkembangan hormonal untuk mencapai
kematangan.
(5)
Faktor Sosial Ekonomi
Pengaruh sosial ekonomi terhadap usia
datangnya menarche diyakini sebagai interaksi yang kompleks antara faktor
kesehatan, nutrisi dan gizi, serta lingkungan baik fisik maupun psikis.
Tersediannya sarana informasi dan komunikasi akan berpengaruh terhadap
perkembangan jiwa anak, selanjutnya akan berpengaruh terhadap perkembangan
hormonalnya untuk mencapai kematangan.
(6)
Faktor Geografi
Datangnya menarche yang lebih awal pada
penduduk yang tinggal didaerah Urban dengan kepadatan yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan daerah yang kepadatan penduduknya lebih sedikit, diyakini
merupakan hasil interaksi dengan faktor lain seperti faktor soaial dan ekonomi,
dimana faktor tersebut dapat mempengaruhi tingkat kematangan seksual khususnya
pada perkembangan remaja.
C.
faktor internal yang mempengaruhi
menstruasi antara lain :
(1)
Faktor gizi
Anemia gizi besi merupakan masalah
kesehatan berupa kurangnya kandungan Hemoglobin (di bawah 12 gr%) di dalam
darah. Anemia gizi besi disebabkan karena intake makanan zat kaya besi yang
tidak mencukupi, juga terjadi kehilangan darah yang berlebihan selama
menstruasi. Upaya untuk meningkatkan intake zat besi adalah melalui perubahan
pola makan dan pemberian suplement tablet besi. Hal ini seharusnya dilakukan
remaja putri setelah menstruasi karena kebutuhan zat besi pada saat menstruasi
juga meningkat.
(2)
Faktor Kesehatan
Masa remaja merupakan masa yang tepat
untuk intervensi pendidikan dasar kesehatan, khususnya kesehatan reproduksi
karena ada kaitannya dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan (biologis,
fisiologis, psikososial) yang menyeluruh dari remaja tersebut. Kesehatan pada
remaja meliputi kesejahteraan secara fisik, mental dan sosial yang utuh dalam
segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dan sistem reproduksi.
(3)
Faktor Emosi
Pada masa remaja, emosi dapat mencapai
taraf intensitas yang tinggi ditandai dengan ledakan marah, ketakutan dan
pengurasan energi yang terus menerus untuk mengerjakan hal-hal yang mereka
senangi.
Anak remaja lebih mampu mengendalikan
emosi mereka setelah mencapai masa remaja akhir. Menstruasi merupakan proses
yang terjadi dari dalam diri, yang sangat dipengaruhi oleh hormon – hormon yang
efek lain dapat memacu peningkatan bahkan menurunkan emosi remaja untuk
bertindak dan melakukan sesuatu.
(4)
Faktor Hereditas
Hereditas atau keturunan merupakan sangat
mempengeruhi perkembangan individu remaja. Hereditas diartikan sebagai
totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak, atau
segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa
konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma) sebagai pewaris dari pihak orang tua
melalui gen-gen. Menurut teori mendel, bila dari hasil duplikat tersebut ada
yang membawa fenotip dan genotip suatu penyakit tertentu, maka kemungkinan 50%
akan menurun pada keturunan berikutnya.
D.
Siklus Menstruasi
Panjang siklus menstruasi adalah jarak
antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dengan menstruasi berikutnya. Hari
pertama mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Panjang siklus
menstruasi cukup bervariasi antara 21 – 40 hari dan hanya 10 – 15% wanita yang
memiliki siklus 28 hari. Jarak antara siklus yang paling panjang biasanya
terjadi sesaat setelah menarche dan sesaat sebelum monopouse. Pada awalnya
siklus menstruasi tidak beraturan. Jarak antara dua siklus bisa berlangsung
selama 2 bulan atau dalam 1 bulan mungkin terjadi 2 siklus. Rata-rata
pengeluaran darah selama menstruasi antara 17,2 – 49,2 cc.
Lamanya menstruasi biasanya berlangsung 4
– 5 hari, namun ada juga yang mengalami haid hanya 3 hari dan ada pula yang sampai
7 hari. Masa subur terjadi kira-kira 14 hari sebelum haid dan pada waktu inilah
seorang wanita bisa hamil bila melakukan hubungan seksual.
Siklus menstruasi terbagi menjadi 3 fase
yaitu:11
a)
Fase Proliferasi
Di bawah pengaruh esterogen, endometrium mengalami
poliferasi, epitelnya mengalami regenerasi, kelenjar memanjang dan jaringan
ikat bertambah. Fase ini biasanya terjadi selama 7-9 hari.
b)
Fase Sekresi
Di Bawah pengaruh progesteron, kelenjar
membesar dan melebar serta berkelok-kelok, juga mengeluarkan banyak getah dan
jaringan ikat diantaranya menjadi sembab. Fase ini biasanya terjadi selama 11
hari.
c)
Fase Iskemia / Pramenstruasi.
Jika telur tidak dibuahi, korpus luteum
akan beregenerasi dan lapisan endometrium mengalami pengerutan. Saat ini hormon
progesteron dan esterogen akan turun. Fase ini biasanya terjadi selama 3 hari.
d)
Fase Menstruasi.
Fase ini biasanya terjadi selama 3-6 hari.
E.
Tanda datangnya menstruasi :
a)
Suhu badan meningkat
b)
Payudara membengkak
c)
Pinggang sakit
d)
Pusing
e)
Ganguan pada kulit (gatal,
berjerawat)
f)
Nafsu makan bertambah
g)
Terjadi ganguan emosional
h)
Sebagian wanita pada saat
menstruasi tampak biasa saja, namum ada pula yang mengalami sakit yang
berlebihan, antara lain : nyeri atau kram dibagian perut bawah, nyeri punggung
dan betis, nyeri di sepanjang paha bagian dalam.
F.
Masalah-masalah menstruasi pada
remaja
Masalah-masalah yang sering terjadi pada
remaja mengenai menstruasi antara lain :
a)
Amenorea
Amenorea adalah tidak adanya menstruasi
sampai umur dimana masa menstruasi seharusnya berlangsung.
Amenorea disebabkan oleh:
(1)
Keterlambatan kematangan
seksual, dikarenakan adanya kelainan pada kelenjar tiroid
(2)
Faktor psikogenik sering kali
sulit untuk memisahkan antara faktor psikologis dan faktor nutrisi pada remaja
yang mengalami gangguan body image. Hal ini menyebabkan depresi dan stress yang
berpengaruh pada percepatan proses ovulasi dan cara kerja hormon seksual.
Amenorea "atletik" banyak terjadi pada remaja putri yang sering
melakukan olah raga berat dan ketat.
b)
Menometroragia
Merupakan pendarahan berlebih selama masa
menstruasi. Menometroragia adalah salah satu diantara keadaan kegawatdaruratan
ginekologi yang dialami remaja, hal ini disebabkan karena perdarahan disfungsi
uterus.
c)
Dismenorea.
Kejang disertai nyeri selama menstruasi,
dialami dua pertiga wanita pasca menarche. Dismenorea dapat terjadi akibat
kelainan struktural serviks atau uterus dan akibat proses peluruhan dinding
rahim.
d)
Sindrome Pramenstruasi
Sindrome pramenstruasi (pramenstrual
syndrom / PMS) atau sindroma fase luteal lambat, merupakan tanda-tanda fisik
yang kompleks dan gejala yang berhubungan dengan perilaku akan muncul selama
separuh akhir dari siklus menstruasi, yang menghilang saat mulainnya
menstruasi.
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. PMS
(PRE MENSTRUASI SYNDROME)
1. PENGERTIAN
PMS merupakan
sejumlah perubahan mental maupun fisik yang terjadi antara hari ke-2 sampai
hari ke-4 sebelum menstruasi dan segera mereda setelah menstruasi selesai
2. PENYEBAB
a. Sekresi
estrogen yang abnormal
b. Kelebihan
atau defisiensi progesterone
c. Kelebihan
atau defisiensi kortisol, sndrogen, atau prolaktin
d. Kelebihan
hormone anti dieresis
e. Kelebihan
atau defisiensi prostaglandin
3. GEJALA
a. Gejala
psikologis yang khas, iritabilitas agresi, ketegangan, depresi, mood
berubah-ubah, perasaan lepas kendali, emosi yang labil
b. Rasa
malas dan mudah lelah
c. Nafsu
makan meningkat, BB bertambah karena tubuh menyimpan air dalam jumlah yang
banyak
d. Gejala
fisik yang sering adalah pembengkakan dan nyeri pada payudara, dismenorrhoe
(kram perut), sakit kepala, sakit pinggang, pegal-pegal, pingsan
e. Paling
sering menyebabkan distress adalah gejala psikologis
4. PATOFISIOLOGI
Penyebab
sindrom premanstruasi ini belum diketahui sebabnya, tetapi beberapa teori
menunjukkan adanya kelebihan estrogen atau deficit progesterone dalam fase
luteal dari siklus menstruasi. Teori lain mengatakan bahwa hormone yang tidak
teridentifikasi meyebabkan gejala pada waktu terjadi perubahan menstruasi. Teori
lainnya menunjuk pada aktivitas betaendorfin, defisiensi serotonin, henti
progesterone, retensi cairan, kenaikan kadar prolaktin, metabolism
prostaglandin abnormal, dan gangguan aksis hipotalamik-pituitari-ovarium
sebagai penyebabnya
5. PENATALAKSANAAN
a. Diet
harian. Makan makanan dalam porsi kecil, batasi konsumsi gula, garam, alcohol,
nikotin. Pemberian vitamin B6, Calsium, Magnesium. Melakukan olahraga dan
aktivitas lainnya
b. Obat.
· Pil
kontrasepsi oral atau progesterone misalnya medroksi progesteron asetat
· NSAID,
misalnya aspirin, naproksen, indometasin, asam mefenamat
· Progesterone,
dengan injeksi
6. ASUHAN
KEPERAWATAN
a. Pengkajian
Perawat harus
menjalin hubungan saling percaya dengan pasien sambil mengumpulkan riwayat
kesehatan, mencatat kapan gejala mulai dan sifat serta intensitasnya.
Perawat
kemudian dapat menentukan apakah awitan gejala terjadi sebelum atau segera
setelah aliran menstrual dimulai. Selain itu, perawat dapat menunjukkan pada
pasien cara untuk mengembangkan pencatatan tentang waktu dan intensitas gejala.
Untuk dapat bermanfaat, catatan harus dipertahankan selama sedikitnya tiga
siklus.
Riwayat
nutrisi juga dikumpulkan untuk menentukan apakah diet mengandung tinggi garam
atau kafein atau diet nutrient esensial dan masukan alcohol
b. Diagnose
keperawatan
·
Ansietas berhubungan dengan efek PMS
·
Koping tidak efektif baik pada pasien maupun
keluarga berhubungan dengan efek PMS
·
Kurang pengetahuan tentang penyebab dan
penatalaksanaan
B. AMENORRHOE
1. PENGERTIAN
Amenorrhea
adalah suatu keadaan tidak adanya haid, selama 3 bulan atau lebih. Amenorrhea
adalah tidak ada atau terhentinya haid secara abnormal
2. PENYEBAB
a. Hymen
imperforate, yaitu selaput dara tidak berlubang sehingga darah menstruasi
terhambat untuk keluar. Keluhan pada kejadian ini biasanya mengeluh sakit perut
tiap bulan. Hal ini bisa diatasi dengan operasi
b. Menstruasi
anovulatiore, yaitu rangsangan hormon-hormon yang tidak mencukupi untuk
membentuk lapisan dinding rahim sehingga tidak terjadi haid/hanya sedikit.
Pengobatannya dengan terapi hormone
c. Amenorrhoe
sekunder, yaitu biasanya pada wanita yang pernah menstruasi sebelumnya.
Penyebab amenorrhoe sekunder ini karena hipotensi, anemia, infeksi atau kelemahan
kondisi tubuh secara umum, stress psikologis.
3. TANDA
DAN GEJALA
Tanda dan
gejala yang muncul diantaranya:
a. Tidak
terjadi haid
b. Produksi
hormone estrogen dan progesterone menurun.
c. Nyeri
kepala
d. Lemah
badan
4. PATOFISIOLOGI
Disfungsi
hipofise. Terjadi gangguan pada hipofise anterior, gangguan dapat berupa tumor
yang bersifat mendesak ataupun menghasilkan hormone yang membuat menjadi
terganggu.
Kelainan
kompartemen IV (lingkungan). Gangguan pada pasien ini disebabkan oleh gangguan
mental yang secara tidak langsung menyebabkan terjadinya pelepasan
neurotransmitter seperti serotonin yang dapat menghambat pelepasan
gonadrotropin.
Kelainan
ovarium dapat menyebabkan amenorrhea primer maupun sekuder. Amenorrhea primer
mengalami kelainan perkembangan ovarium ( gonadal disgenesis ). Kegagalan
ovarium premature dapat disebabkan kelainan genetic dengan peningkatan kematian
folikel, dapat juga merupakan proses autoimun dimana folikel dihancurkan.
Melakukan
kegiatan yang berlebih dapat menimbulkan amenorrhea dimana dibutuhkan kalori
yang banyaksehingga cadangan kolesterol tubuh habis dan bahan untuk pembentukan
hormone steroid seksual ( estrogen dan progesterone ) tidak tercukupi. Pada
keadaaan tersebut juga terjadi pemecahan estrogen berlebih untuk mencukupi
kebutuhan bahan bakar dan terjadilah defisiensi estrogen dan progesterone yang
memicu terjadinya amenorrhea. Pada keadaan latihan berlebih banyak dihasilkan
endorphin yang merupakan derifat morfin. Endorphin menyebabkan penurunan GnRH
sehingga estrogen dan progesterone menurun. Pada keadaan tress berlebih
cortikotropin realizinghormone dilepaskan. Pada peningkatan CRH terjadi opoid
yang dapat menekan pembentukan GnRH.
5. KOMPLIKASI
Komplikasi
yang paling ditakutkan adalah infertilitas. Komplikasi lainnya adalah tidak
percaya dirinya penderita sehingga dapat mengganggu kompartemen IV dan
terjadilah lingkaran setan terjadinya amenorrhea. Komplikasi lainnya muncul
gejala-gejala lain akibat hormone seperti osteoporosis.
6. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pada
amenorrhea primer : apabila didapatkan adanya perkembangan seksual sekunder
maka diperlukan pemeriksaan organ dalam reproduksi (indung telur, rahim,
perekatan dalam rahim). Melalui pemeriksaan USG, histerosal Pingografi,
histeroskopi dan Magnetic Resonance Imaging (MRI), apabila tidak didapatkan
tanda-tanda perkembangan seksualitas sekunder maka diperlukan pemeriksaan kadar
hormone FSH dan LH setelah kemungkinan kehamilan disingkirkan pada amenorrhea
sekunder maka dapat dilakukan pemeriksaan Thyroid Stimulating Hormon (TSH)
karena kadar hormone thyroid dapat mempengaruhi kadar hprmone prolaktin dalam
tubuh.
7. PENATALAKSANAAN
Pengelolaan
pada pasien ini tergantung dari penyebab. Bila penyebab adalah kemungkinan
genetic, prognosa kesembuhan buruk. Menurut beberapa penelitian dapat dilakukan
terapi sulih hormone, namun fertilitas belum tentu dapat dipertahankan. Terapi Pengobatan
yang dilakukan sesuai dengan penyebab dari amenorrhea yang dialami, apabila
penyebabnya adalah obesitas maka diet dan olahraga adalah terapinya, belajar
untuk mengatasi stress dan menurukan aktivitas fisik yang berlebih juga dapat
membantu.
Pembedahan
atau insisi dilakukan pada wanita yang mengalami Amenorrhea Primer.
8. ASUHAN
KEPERAWATAN
a. Anamnesis
Anamnesis yang
akurat berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan sejak kanak-kanak,
termasuk tinggi badan dan usia saat pertama kali mengalami pertumbuhan payudara
dan pertumbuhan rambut emaluan.
Dapatkan pula
informasi anggota keluarga yang lain (ibu dan saudara wanita) mengenai usia
mereka pada saat menstruasi pertama, informasi tentang banyaknya perdarahan,
lama menstruasi dan periode menstruasi terakhir, juga perlu untuk ditanyakan.
Riwayat
penyakit kronis yang pernah diderita, trauma, operasi, dan pengobatan juga
penting untuk ditanyakan. Kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan seksual,
penggunaan narkoba, olahraga, diet, situasi dirumah dan sekolah dan kelainan
psikisnya juga penting untuk dianyakan.
b. Pemeriksaan
fisik
Pada
pemeriksaan fisik yang pertama kali diperiksa adalah tanda-tanda vital dan juga
termasuk tinggi badan, berat badan dan perkembangan seksual.
Pemeriksaan
yang lain adalah:
· Keadaan
payudara
· Keadaan
rambut kemaluan dan genetalia eksternal
· Keadaan
vagina
· Uterus
: bila uterus membesar kehamilan bisa diperhitungkan
· Servik
: periksa lubang vagina
9. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
· Cemas
berhubungan dengan krisis situasi
· Kurang
pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi yang didapat tentang
penyakitnya (amenorrhea)
· Gangguan
konsep diri , harga diri rendah yang dihubungkan dngan ketidak normalan
(amenorrhea primer)
· Koping
keluarga tidak efektif berhubungnan dengan komunikasi yang tidak ektif dalam
keluarga.
C. DISMENOREA
1. PENGERTIAN
Dismenoroe
adalah nyeri sewaktu haid. Biasanya terasa di perut bagian bawah. Nyeri
tersebut dapat terasa sebelum haid, selama, dan sesudah haid. Dapat bersifat
kolik atau terus-menerus, ini diduga karena adanya kontraksi uterus.
Dismenoroe
dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Dismenorea
Primer, yaitu menstruasi yang sangat nyeri, tanpa patologi pelvis yang dapat
diidentifikasi. Dapat terjadi waktu menarche atau segera setelahnya. Dimenorea
ditandai dengan nyeri kram yang dimulai segera atau setelah awitan aliran
menstrual dan berlanjut selama 48 sampai 72 jam.
Dismenore
diduga sebagai akibat dari pembentukkan prostaglandin yang berlebihan, yang
menyebabkan uterus untuk berkontraksi secara berlebihan dan juga mengakibatkan vasospasme
anteriolar. Factor-faktor –psikologi seperti anxiety dan ketegangan juga dapat
menyebabkan dismenore. Dengan bertambahnya usia wanita, nyeri cenderung untuk
menurun dan akhirnya hilang sama sekali setelah melahirkan anak.
b. Dismenorea
sekunder. Pada dismenorea sekunder terdapat patologi pelvis, seperti
endometriosis, tumor, atau penyakit inflamatori pelvic (PID). Pasien dengan
dismenore sekunder biasanya sering mengalami nyeri yang terjadi beberapa hari
sebelum haid, disertai ovulasi dan kadangkala melakukan hubungan seksual
2. PENYEBAB
a. Dismenore
primer
Banyak teori
yang telah ditemukan untuk menerangkan penyebab terjadi dismenore primer, tapi
meskipun demikian patofisiologisnya belum jelas.
Etiologi
dismenore primer di antaranya yaitu:
· Faktor
psikologis
Biasanya
terjadinya pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, mempunyai
ambang nyeri yang rendah, sehingga dengan sedikit rangsangan nyeri, maka ia
akan sangat merasa kesakitan. Seringkali segera setelah perkawinan dismenorea
hilang, dan jarang sekali dismenorea menetap setelah melahirkan. Mungkin kedua
keadaan tersebut (perkawinan dan melahirkan) membawa perubahan fisiologis pada
genitalia maupun perubahan psikis.
· Faktor
endokrin
Pada umumnya
nyeri haid ini dihubungkan dengan kontraksi uterus yang tidak bagus. Hal ini
sangat erat kaitannya dengan pengaruh hormonal. Peningkatan produksi
prostaglandin akan menyebabkan terjadinya kontraksi uterus yang tidak
terkoordinasi sehingga menimbulkan nyeri.
· Alergi
Teori ini
dikemukakan setelah memperhatikan hubungan asosiasi antara dismenore dengan
urtikaria, migren, asma bronchial, namun bagaimana pun belum dapat dibuktikan
mekanismenya.
· Faktor
neurologis
Uterus
dipersyarafi oleh sistem syaraf otonom yang terdiri dari syaraf simpatis dan
parasimpatis. Jeffcoate mengemukakan bahwa dismenorea ditimbulkan oleh
ketidakseimbangan pengendalian sistem syaraf otonom terhadap miometrium. Pada
keadaan ini terjadi perangsangan yang berlebihan oleh syaraf simpatis sehingga
serabut-serabut sirkuler pada istmus dan ostium uteri internum menjadi
hipertonik.
· Prostaglandin
Penelitian pada beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa prostaglandin memegang peranan penting dalam terjadinya dismenorea. Prostaglandin yang berperan disini yaitu prostaglandin E2 (PGE2) dan F2α (PGF2α). Pelepasan prostaglandin diinduksi oleh adanya lisis endometrium dan rusaknya membran sel akibat pelepasan lisosim.
Penelitian pada beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa prostaglandin memegang peranan penting dalam terjadinya dismenorea. Prostaglandin yang berperan disini yaitu prostaglandin E2 (PGE2) dan F2α (PGF2α). Pelepasan prostaglandin diinduksi oleh adanya lisis endometrium dan rusaknya membran sel akibat pelepasan lisosim.
Prostaglandin
menyebabkan peningkatan aktivitas uterus dan serabut-serabut syaraf terminal
rangsang nyeri. Kombinasi antara peningkatan kadar prostaglandin dan
peningkatan kepekaan miometrium menimbulkan tekanan intrauterus hingga 400 mmHg
dan menyebabkan kontraksi miometrium yang hebat. Selanjutnya, kontraksi miometrium
yang disebabkan oleh prostaglandin akan mengurangi aliran darah, sehingga
terjadi iskemia sel-sel miometrium yang mengakibatkan timbulnya nyeri
spasmodik. Jika prostaglandin dilepaskan dalam jumlah berlebihan ke dalam
peredaran darah, maka selain dismenorea timbul pula diare, mual, dan muntah.
b. Dismenore
sekunder
· Faktor
konstitusi seperti : anemia.
· Faktor
seperti obstruksi kanalis servikalis
· Anomali
uterus congenital
· Leiomioma
submukosa.
· Endometriosis
dan adenomiosis
3. MANIFESTASI
KLINIK
a. Dismenorea
Primer
Rasa nyeri di
perut bagian bawah, menjalar ke daerah pinggang dan paha. Kadang-kadang
disertai mual, muntah, diare, sakit kepala dan emosi yang labil. Nyeri timbul
sebelum haid dan berangsur hilang setelah darah haid keluar
b. Dismenorea
Sekunder
· Cenderung
timbul setelah siklus 2 tahun teratur
· Nyeri
sering timbul terus menerus dan tumpul
· Nyeri
dimulai saat haid dan meningkat bersamaaan dengan keluarnya darah
4. KOMPLIKASI
· Syok
· Penurunan
kesadaran
5. PENATALAKSANAAN
MEDIS
Terapi medis
untuk klien dismenore di antaranya:
· Pemberian
obat analgetik.
· Terapi
hormonal
· Terapi
dengan obat nonsteriod antiprostagladin.
· Dilatasi
kanalis serviksalis
Dapat
memberikan keringan karena memudahkan pengeluaran darah haid dan prostaglandin
6. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan pada klien dengan dismenore adalah:
a. Tes
laboratorium
· Pemeriksaan
darah lengkap : normal.
· Urinalisis
: normal
b. Tes
diagnostic tambahan
Laparaskopi :
penyikapan atas adanya endomeriosi atau kelainan pelvis yang lain.
7. ASUHAN
KEPERAWATAN
a. Pengkajian
Hal-hal yang perlu
dikaji pada klien dengan dismenore adalah Karakteristik nyeri dan gejala yang
mengikutinya.
b. Diagnose
keperawatan
·
Nyeri yang berhubungan dengan meningkatnya
kontraktilitas uterus, hipersensitivitas, dan saraf nyeri uterus.
·
Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
yang berhubungan dengan adanya mual, muntah.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Menstruasi yaitu pelepasan dinding rahim
(endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi secara berulang
(setiap bulan kecuali pada saat kehamilan).
Faktor yang mempengaruhi cepat atau
lambatnya kematangan seksual (menstruasi, kematangan fisik) ditentukan oleh
kondisi fisik individual, faktor keturunan, suku bangsa, faktor iklim, faktor
cara hidup, faktor lingkungan, faktor sosial ekonomi, dan faktor geografis.
Gangguan menstruasi adalah kelainan-kelainan
pada keadaan menstruasi yang dapat berupa kelainan atau kelainan dari jumlah
darah yang dikeluarkan dan lamanya perdarahan.
Macam – macam gangguan menstruasi :
•
Menurut gangguan siklusnya :
1.polimenore
(sering)
2.oligomenore (jarang)
3.tidak teratur
4.amenore (tidak
haid)
• Menurut
gangguan perdarahan :
1.hypermenore (banyak)
2.hypomenore (sedikit)
3.spotting (perdarahan bercak)
• Perdarahan
diluar haid (metroragia)
B.
Saran
Akhir kata tidak ada hasil pemikiran yang
baik kecuali memberikan manfaat bagi orang lain. Penulis berharap semoga kita
semua dapat mengambil hikmah dari makalah ini dan mewujudkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan perbaikan bagi penulis dalam penyusunan makalah selanjutnya
Saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan perbaikan bagi penulis dalam penyusunan makalah selanjutnya
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar