Translate

Jumat, 03 Agustus 2012

MENSTRUASI

MENSTRUASI

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak, walaupunmungkin faktor-faktor kesehatan lain dapat membatasi kapasitas ini. Menstruasi biasanyadimulai antara umur 10 dan 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatanwanita, status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh.
Menstruasi berlangsungkira-kira sekali sebulan sampai wanita mencapai usia 45 - 50 tahun, sekali lagi tergantung pada kesehatan dan pengaruh-pengaruh lainnya. Akhir dari kemampuan wanita untuk  bermenstruasi disebut menopause dan menandai akhir dari masa-masa kehamilan seorangwanita. Panjang rata-rata daur menstruasi adalah 28 hari, namun berkisar antara 21 hingga 40 hari. Panjang daur dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbedadalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita tersebut.
Periode pengeluaran darah, dikenal sebagai periode menstruasi (atau mens, atau haid), berlangsung selama tiga hingga tujuh hari. Bila seorang wanita menjadi hamil, menstruasi bulanannya akan berhenti. Oleh karena itu, menghilangnya menstruasi bulanan merupakan tanda (walaupun tidak selalu) bahwa seorang wanita sedang hamil. Kehamilan dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan darah sederhana.

B.       Rumusan Masalah
1.Apakah definisi menstruasi ?
2.Bagaimana siklus menstruasi ?
3.Apakah definisi dari gangguan dalam menstruasi ?
4.Apakah definisi dari macam- macam gangguan dalam menstruasi ?

C.      Tujuan
1.   Tujuan Umum
Menjelaskan patofisiologi dan asuhan keperawatan gangguan dalam menstruasi.
2.   Tujuan Khusus
1.Menjelaskan definisi dari menstruasi
2.Menjelaskan siklus menstruasi
3.Menjelaskan definisi dari gangguan dalam menstruasi
4.Menjelaskan definisi dari macam – macam gangguan dalam menstruasi
5.Menjelaskan patofisiologi dari macam – macam gangguan dalammenstruasi
6.Menjelaskan manifestasi klinis gangguan dalam mentruasi
7.Menjelaskan penatalaksanaan medis dari macam–macam gangguan dalammentruasi
8.Menjelaskan Web of Caution dari macam – macam gangguan dalammenstruasi
9.Menjelaskan Asuhan Keperawatan klien dengan gangguan dalam menstruasi

D.      Manfaat
1.     Pembaca dapat memahami definisi, etiologi, manifestasi klinis, penatalaksanaan medis, serta patofisiologi gangguan yang terjadi pada saat menstruasi.
2.     Pembaca khususnya mahasiswa keperawatan dapat memahami asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan pada saat menstruasi.
3.     Perawat dapat menerapkan asuhan keperawatan yang tepat pada klien dengan gangguan dalam menstruasi.










BAB II
TINJAUAN TEORI

A.      Pengertian
Menstruasi yaitu pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi secara berulang (setiap bulan kecuali pada saat kehamilan). Menstruasi yang pertama kali (menarche) paling sering terjadi pada usia 10 tahun, tapi bisa juga terjadi pada usia 9 – 16 tahun, tergantung dari kuatnya faktor yang mempengaruhi kedewasaan dan perkembangan hormon dari gadis itu sendiri.
Faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya kematangan seksual (menstruasi, kematangan fisik) ditentukan oleh kondisi fisik individual, faktor keturunan, suku bangsa, faktor iklim, faktor cara hidup, faktor lingkungan, faktor sosial ekonomi, dan faktor geografis.

B.       Faktor-faktor yang mempengaruhi menstruasi
a)             Faktor eksternal yang mempengaruhi menstruasi adalah :
(1)          Faktor Suku Bangsa
Suku bangsa sangat berpengaruh terhadap terjadinya proses menstruasi karena sangat erat kaitannya dengan lingkungan, pengetahuan dan keadaan sekitar remaja. Menstruasi akan terjadi pada remaja pada suku bangsa yang mempunyai tingkat kemakmuran penduduk dan tingkat pengetahuan di atas rata-rata.
Fasilitas yang menunjang percepatan menstruasi seperti bioskop – bioskop, majalah – majalah yang dapat meningkatkan stimulus rangsangan seksual sering ditemui pada suatu bangsa yang tingkat kemakmurannya baik.
(2)          Faktor Iklim
Iklim yang panas (di daerah tropis) akan mempercepat reaksi hormonal, mempercepat peredaran darah, dan lain-lain yang diatur oleh hypothalamus. Pada rekasi hormonal yang cepat maka akan mempercepat datangnya menstruasi di usia yang lebih muda jika dibandingkan dengan di daerah yang beriklim dingin.
(3)          Faktor Cara Hidup
Gaya hidup instan dan modern dapat mengurangi tingkat kemandirian dan kepatuhan dari seorang anak remaja. Tingkat kemandirian yang kurang cenderung akan membuat tingkat ketergantungan remaja tinggi dan pada akhirnya akan memperlambat proses pendewasaan mereka dalam bertindak. Kedewasaan merupakan stimulus dari proses fikir remaja dalam mengatasi masalah yang akan mempengaruhi percepatan reaksi hormonal.
(4)          Faktor Lingkungan
Keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal seorang anak remaja sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangannya. Lokasi tempat tinggal seorang anak remaja yang sedang berkembang yang berada di tengah kota maupun disuatu desa yang sunyi akan berpengaruh terhadap perkembangan pola fikir dan perkembangan jiwa anak selanjutnya akan berpengaruh terhadp perkembangan hormonal untuk mencapai kematangan.
(5)          Faktor Sosial Ekonomi
Pengaruh sosial ekonomi terhadap usia datangnya menarche diyakini sebagai interaksi yang kompleks antara faktor kesehatan, nutrisi dan gizi, serta lingkungan baik fisik maupun psikis. Tersediannya sarana informasi dan komunikasi akan berpengaruh terhadap perkembangan jiwa anak, selanjutnya akan berpengaruh terhadap perkembangan hormonalnya untuk mencapai kematangan.
(6)          Faktor Geografi
Datangnya menarche yang lebih awal pada penduduk yang tinggal didaerah Urban dengan kepadatan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan daerah yang kepadatan penduduknya lebih sedikit, diyakini merupakan hasil interaksi dengan faktor lain seperti faktor soaial dan ekonomi, dimana faktor tersebut dapat mempengaruhi tingkat kematangan seksual khususnya pada perkembangan remaja.

C.      faktor internal yang mempengaruhi menstruasi antara lain :
(1)          Faktor gizi
Anemia gizi besi merupakan masalah kesehatan berupa kurangnya kandungan Hemoglobin (di bawah 12 gr%) di dalam darah. Anemia gizi besi disebabkan karena intake makanan zat kaya besi yang tidak mencukupi, juga terjadi kehilangan darah yang berlebihan selama menstruasi. Upaya untuk meningkatkan intake zat besi adalah melalui perubahan pola makan dan pemberian suplement tablet besi. Hal ini seharusnya dilakukan remaja putri setelah menstruasi karena kebutuhan zat besi pada saat menstruasi juga meningkat.
(2)          Faktor Kesehatan
Masa remaja merupakan masa yang tepat untuk intervensi pendidikan dasar kesehatan, khususnya kesehatan reproduksi karena ada kaitannya dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan (biologis, fisiologis, psikososial) yang menyeluruh dari remaja tersebut. Kesehatan pada remaja meliputi kesejahteraan secara fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dan sistem reproduksi.
(3)          Faktor Emosi
Pada masa remaja, emosi dapat mencapai taraf intensitas yang tinggi ditandai dengan ledakan marah, ketakutan dan pengurasan energi yang terus menerus untuk mengerjakan hal-hal yang mereka senangi.
Anak remaja lebih mampu mengendalikan emosi mereka setelah mencapai masa remaja akhir. Menstruasi merupakan proses yang terjadi dari dalam diri, yang sangat dipengaruhi oleh hormon – hormon yang efek lain dapat memacu peningkatan bahkan menurunkan emosi remaja untuk bertindak dan melakukan sesuatu.
(4)          Faktor Hereditas
Hereditas atau keturunan merupakan sangat mempengeruhi perkembangan individu remaja. Hereditas diartikan sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma) sebagai pewaris dari pihak orang tua melalui gen-gen. Menurut teori mendel, bila dari hasil duplikat tersebut ada yang membawa fenotip dan genotip suatu penyakit tertentu, maka kemungkinan 50% akan menurun pada keturunan berikutnya.

D.      Siklus Menstruasi
Panjang siklus menstruasi adalah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dengan menstruasi berikutnya. Hari pertama mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Panjang siklus menstruasi cukup bervariasi antara 21 – 40 hari dan hanya 10 – 15% wanita yang memiliki siklus 28 hari. Jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarche dan sesaat sebelum monopouse. Pada awalnya siklus menstruasi tidak beraturan. Jarak antara dua siklus bisa berlangsung selama 2 bulan atau dalam 1 bulan mungkin terjadi 2 siklus. Rata-rata pengeluaran darah selama menstruasi antara 17,2 – 49,2 cc.
Lamanya menstruasi biasanya berlangsung 4 – 5 hari, namun ada juga yang mengalami haid hanya 3 hari dan ada pula yang sampai 7 hari. Masa subur terjadi kira-kira 14 hari sebelum haid dan pada waktu inilah seorang wanita bisa hamil bila melakukan hubungan seksual.
Siklus menstruasi terbagi menjadi 3 fase yaitu:11
a)      Fase Proliferasi
Di bawah pengaruh esterogen, endometrium mengalami poliferasi, epitelnya mengalami regenerasi, kelenjar memanjang dan jaringan ikat bertambah. Fase ini biasanya terjadi selama 7-9 hari.

b)      Fase Sekresi
Di Bawah pengaruh progesteron, kelenjar membesar dan melebar serta berkelok-kelok, juga mengeluarkan banyak getah dan jaringan ikat diantaranya menjadi sembab. Fase ini biasanya terjadi selama 11 hari.
c)      Fase Iskemia / Pramenstruasi.
Jika telur tidak dibuahi, korpus luteum akan beregenerasi dan lapisan endometrium mengalami pengerutan. Saat ini hormon progesteron dan esterogen akan turun. Fase ini biasanya terjadi selama 3 hari.
d)     Fase Menstruasi.
Fase ini biasanya terjadi selama 3-6 hari.

E.       Tanda datangnya menstruasi :
a)      Suhu badan meningkat
b)      Payudara membengkak
c)      Pinggang sakit
d)     Pusing
e)      Ganguan pada kulit (gatal, berjerawat)
f)       Nafsu makan bertambah
g)      Terjadi ganguan emosional
h)      Sebagian wanita pada saat menstruasi tampak biasa saja, namum ada pula yang mengalami sakit yang berlebihan, antara lain : nyeri atau kram dibagian perut bawah, nyeri punggung dan betis, nyeri di sepanjang paha bagian dalam.

F.       Masalah-masalah menstruasi pada remaja
Masalah-masalah yang sering terjadi pada remaja mengenai menstruasi antara lain :
a)      Amenorea
Amenorea adalah tidak adanya menstruasi sampai umur dimana masa menstruasi seharusnya berlangsung.
Amenorea disebabkan oleh:
(1)      Keterlambatan kematangan seksual, dikarenakan adanya kelainan pada kelenjar tiroid
(2)      Faktor psikogenik sering kali sulit untuk memisahkan antara faktor psikologis dan faktor nutrisi pada remaja yang mengalami gangguan body image. Hal ini menyebabkan depresi dan stress yang berpengaruh pada percepatan proses ovulasi dan cara kerja hormon seksual. Amenorea "atletik" banyak terjadi pada remaja putri yang sering melakukan olah raga berat dan ketat.
b)      Menometroragia
Merupakan pendarahan berlebih selama masa menstruasi. Menometroragia adalah salah satu diantara keadaan kegawatdaruratan ginekologi yang dialami remaja, hal ini disebabkan karena perdarahan disfungsi uterus.
c)      Dismenorea.
Kejang disertai nyeri selama menstruasi, dialami dua pertiga wanita pasca menarche. Dismenorea dapat terjadi akibat kelainan struktural serviks atau uterus dan akibat proses peluruhan dinding rahim.
d)     Sindrome Pramenstruasi
Sindrome pramenstruasi (pramenstrual syndrom / PMS) atau sindroma fase luteal lambat, merupakan tanda-tanda fisik yang kompleks dan gejala yang berhubungan dengan perilaku akan muncul selama separuh akhir dari siklus menstruasi, yang menghilang saat mulainnya menstruasi.



BAB III
KONSEP KEPERAWATAN

A.   PMS (PRE MENSTRUASI SYNDROME)
1.    PENGERTIAN
PMS merupakan sejumlah perubahan mental maupun fisik yang terjadi antara hari ke-2 sampai hari ke-4 sebelum menstruasi dan segera mereda setelah menstruasi selesai

2.    PENYEBAB
a.       Sekresi estrogen yang abnormal
b.      Kelebihan atau defisiensi progesterone
c.       Kelebihan atau defisiensi kortisol, sndrogen, atau prolaktin
d.      Kelebihan hormone anti dieresis
e.      Kelebihan atau defisiensi prostaglandin

3.    GEJALA
a.       Gejala psikologis yang khas, iritabilitas agresi, ketegangan, depresi, mood berubah-ubah, perasaan lepas kendali, emosi yang labil
b.      Rasa malas dan mudah lelah
c.       Nafsu makan meningkat, BB bertambah karena tubuh menyimpan air dalam jumlah yang banyak
d.      Gejala fisik yang sering adalah pembengkakan dan nyeri pada payudara, dismenorrhoe (kram perut), sakit kepala, sakit pinggang, pegal-pegal, pingsan
e.      Paling sering menyebabkan distress adalah gejala psikologis

4.    PATOFISIOLOGI
Penyebab sindrom premanstruasi ini belum diketahui sebabnya, tetapi beberapa teori menunjukkan adanya kelebihan estrogen atau deficit progesterone dalam fase luteal dari siklus menstruasi. Teori lain mengatakan bahwa hormone yang tidak teridentifikasi meyebabkan gejala pada waktu terjadi perubahan menstruasi. Teori lainnya menunjuk pada aktivitas betaendorfin, defisiensi serotonin, henti progesterone, retensi cairan, kenaikan kadar prolaktin, metabolism prostaglandin abnormal, dan gangguan aksis hipotalamik-pituitari-ovarium sebagai penyebabnya

5.    PENATALAKSANAAN
a.       Diet harian. Makan makanan dalam porsi kecil, batasi konsumsi gula, garam, alcohol, nikotin. Pemberian vitamin B6, Calsium, Magnesium. Melakukan olahraga dan aktivitas lainnya
b.      Obat.
·         Pil kontrasepsi oral atau progesterone misalnya medroksi progesteron asetat
·         NSAID, misalnya aspirin, naproksen, indometasin, asam mefenamat
·         Progesterone, dengan injeksi

6.    ASUHAN KEPERAWATAN
a.       Pengkajian
Perawat harus menjalin hubungan saling percaya dengan pasien sambil mengumpulkan riwayat kesehatan, mencatat kapan gejala mulai dan sifat serta intensitasnya.
Perawat kemudian dapat menentukan apakah awitan gejala terjadi sebelum atau segera setelah aliran menstrual dimulai. Selain itu, perawat dapat menunjukkan pada pasien cara untuk mengembangkan pencatatan tentang waktu dan intensitas gejala. Untuk dapat bermanfaat, catatan harus dipertahankan selama sedikitnya tiga siklus.
Riwayat nutrisi juga dikumpulkan untuk menentukan apakah diet mengandung tinggi garam atau kafein atau diet nutrient esensial dan masukan alcohol
b.      Diagnose keperawatan
·         Ansietas berhubungan dengan efek PMS
·         Koping tidak efektif baik pada pasien maupun keluarga berhubungan dengan efek PMS
·         Kurang pengetahuan tentang penyebab dan penatalaksanaan

B.      AMENORRHOE
1.    PENGERTIAN
Amenorrhea adalah suatu keadaan tidak adanya haid, selama 3 bulan atau lebih. Amenorrhea adalah tidak ada atau terhentinya haid secara abnormal

2.    PENYEBAB
a.       Hymen imperforate, yaitu selaput dara tidak berlubang sehingga darah menstruasi terhambat untuk keluar. Keluhan pada kejadian ini biasanya mengeluh sakit perut tiap bulan. Hal ini bisa diatasi dengan operasi
b.      Menstruasi anovulatiore, yaitu rangsangan hormon-hormon yang tidak mencukupi untuk membentuk lapisan dinding rahim sehingga tidak terjadi haid/hanya sedikit. Pengobatannya dengan terapi hormone
c.       Amenorrhoe sekunder, yaitu biasanya pada wanita yang pernah menstruasi sebelumnya. Penyebab amenorrhoe sekunder ini karena hipotensi, anemia, infeksi atau kelemahan kondisi tubuh secara umum, stress psikologis.

3.    TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala yang muncul diantaranya:
a.       Tidak terjadi haid
b.      Produksi hormone estrogen dan progesterone menurun.
c.       Nyeri kepala
d.      Lemah badan

4.    PATOFISIOLOGI
Disfungsi hipofise. Terjadi gangguan pada hipofise anterior, gangguan dapat berupa tumor yang bersifat mendesak ataupun menghasilkan hormone yang membuat menjadi terganggu.
Kelainan kompartemen IV (lingkungan). Gangguan pada pasien ini disebabkan oleh gangguan mental yang secara tidak langsung menyebabkan terjadinya pelepasan neurotransmitter seperti serotonin yang dapat menghambat pelepasan gonadrotropin.
Kelainan ovarium dapat menyebabkan amenorrhea primer maupun sekuder. Amenorrhea primer mengalami kelainan perkembangan ovarium ( gonadal disgenesis ). Kegagalan ovarium premature dapat disebabkan kelainan genetic dengan peningkatan kematian folikel, dapat juga merupakan proses autoimun dimana folikel dihancurkan.
Melakukan kegiatan yang berlebih dapat menimbulkan amenorrhea dimana dibutuhkan kalori yang banyaksehingga cadangan kolesterol tubuh habis dan bahan untuk pembentukan hormone steroid seksual ( estrogen dan progesterone ) tidak tercukupi. Pada keadaaan tersebut juga terjadi pemecahan estrogen berlebih untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar dan terjadilah defisiensi estrogen dan progesterone yang memicu terjadinya amenorrhea. Pada keadaan latihan berlebih banyak dihasilkan endorphin yang merupakan derifat morfin. Endorphin menyebabkan penurunan GnRH sehingga estrogen dan progesterone menurun. Pada keadaan tress berlebih cortikotropin realizinghormone dilepaskan. Pada peningkatan CRH terjadi opoid yang dapat menekan pembentukan GnRH.

5.    KOMPLIKASI
Komplikasi yang paling ditakutkan adalah infertilitas. Komplikasi lainnya adalah tidak percaya dirinya penderita sehingga dapat mengganggu kompartemen IV dan terjadilah lingkaran setan terjadinya amenorrhea. Komplikasi lainnya muncul gejala-gejala lain akibat hormone seperti osteoporosis.

6.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada amenorrhea primer : apabila didapatkan adanya perkembangan seksual sekunder maka diperlukan pemeriksaan organ dalam reproduksi (indung telur, rahim, perekatan dalam rahim). Melalui pemeriksaan USG, histerosal Pingografi, histeroskopi dan Magnetic Resonance Imaging (MRI), apabila tidak didapatkan tanda-tanda perkembangan seksualitas sekunder maka diperlukan pemeriksaan kadar hormone FSH dan LH setelah kemungkinan kehamilan disingkirkan pada amenorrhea sekunder maka dapat dilakukan pemeriksaan Thyroid Stimulating Hormon (TSH) karena kadar hormone thyroid dapat mempengaruhi kadar hprmone prolaktin dalam tubuh.



7.    PENATALAKSANAAN
Pengelolaan pada pasien ini tergantung dari penyebab. Bila penyebab adalah kemungkinan genetic, prognosa kesembuhan buruk. Menurut beberapa penelitian dapat dilakukan terapi sulih hormone, namun fertilitas belum tentu dapat dipertahankan. Terapi Pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyebab dari amenorrhea yang dialami, apabila penyebabnya adalah obesitas maka diet dan olahraga adalah terapinya, belajar untuk mengatasi stress dan menurukan aktivitas fisik yang berlebih juga dapat membantu.
Pembedahan atau insisi dilakukan pada wanita yang mengalami Amenorrhea Primer.

8.    ASUHAN KEPERAWATAN
a.       Anamnesis
Anamnesis yang akurat berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan sejak kanak-kanak, termasuk tinggi badan dan usia saat pertama kali mengalami pertumbuhan payudara dan pertumbuhan rambut emaluan.
Dapatkan pula informasi anggota keluarga yang lain (ibu dan saudara wanita) mengenai usia mereka pada saat menstruasi pertama, informasi tentang banyaknya perdarahan, lama menstruasi dan periode menstruasi terakhir, juga perlu untuk ditanyakan.
Riwayat penyakit kronis yang pernah diderita, trauma, operasi, dan pengobatan juga penting untuk ditanyakan. Kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan seksual, penggunaan narkoba, olahraga, diet, situasi dirumah dan sekolah dan kelainan psikisnya juga penting untuk dianyakan.

b.      Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik yang pertama kali diperiksa adalah tanda-tanda vital dan juga termasuk tinggi badan, berat badan dan perkembangan seksual.
Pemeriksaan yang lain adalah:
·         Keadaan payudara
·         Keadaan rambut kemaluan dan genetalia eksternal
·         Keadaan vagina
·         Uterus : bila uterus membesar kehamilan bisa diperhitungkan
·         Servik : periksa lubang vagina

9.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
·         Cemas berhubungan dengan krisis situasi
·         Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi yang didapat tentang penyakitnya (amenorrhea)
·         Gangguan konsep diri , harga diri rendah yang dihubungkan dngan ketidak normalan (amenorrhea primer)
·         Koping keluarga tidak efektif berhubungnan dengan komunikasi yang tidak ektif dalam keluarga.


C.      DISMENOREA
1.    PENGERTIAN
Dismenoroe adalah nyeri sewaktu haid. Biasanya terasa di perut bagian bawah. Nyeri tersebut dapat terasa sebelum haid, selama, dan sesudah haid. Dapat bersifat kolik atau terus-menerus, ini diduga karena adanya kontraksi uterus.
Dismenoroe dibedakan menjadi dua yaitu:
a.       Dismenorea Primer, yaitu menstruasi yang sangat nyeri, tanpa patologi pelvis yang dapat diidentifikasi. Dapat terjadi waktu menarche atau segera setelahnya. Dimenorea ditandai dengan nyeri kram yang dimulai segera atau setelah awitan aliran menstrual dan berlanjut selama 48 sampai 72 jam.
Dismenore diduga sebagai akibat dari pembentukkan prostaglandin yang berlebihan, yang menyebabkan uterus untuk berkontraksi secara berlebihan dan juga mengakibatkan vasospasme anteriolar. Factor-faktor –psikologi seperti anxiety dan ketegangan juga dapat menyebabkan dismenore. Dengan bertambahnya usia wanita, nyeri cenderung untuk menurun dan akhirnya hilang sama sekali setelah melahirkan anak.
b.      Dismenorea sekunder. Pada dismenorea sekunder terdapat patologi pelvis, seperti endometriosis, tumor, atau penyakit inflamatori pelvic (PID). Pasien dengan dismenore sekunder biasanya sering mengalami nyeri yang terjadi beberapa hari sebelum haid, disertai ovulasi dan kadangkala melakukan hubungan seksual
2.    PENYEBAB
a.       Dismenore primer
Banyak teori yang telah ditemukan untuk menerangkan penyebab terjadi dismenore primer, tapi meskipun demikian patofisiologisnya belum jelas.
Etiologi dismenore primer di antaranya yaitu:
·         Faktor psikologis
Biasanya terjadinya pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, mempunyai ambang nyeri yang rendah, sehingga dengan sedikit rangsangan nyeri, maka ia akan sangat merasa kesakitan. Seringkali segera setelah perkawinan dismenorea hilang, dan jarang sekali dismenorea menetap setelah melahirkan. Mungkin kedua keadaan tersebut (perkawinan dan melahirkan) membawa perubahan fisiologis pada genitalia maupun perubahan psikis.
·         Faktor endokrin
Pada umumnya nyeri haid ini dihubungkan dengan kontraksi uterus yang tidak bagus. Hal ini sangat erat kaitannya dengan pengaruh hormonal. Peningkatan produksi prostaglandin akan menyebabkan terjadinya kontraksi uterus yang tidak terkoordinasi sehingga menimbulkan nyeri.
·         Alergi
Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan hubungan asosiasi antara dismenore dengan urtikaria, migren, asma bronchial, namun bagaimana pun belum dapat dibuktikan mekanismenya.


·         Faktor neurologis
Uterus dipersyarafi oleh sistem syaraf otonom yang terdiri dari syaraf simpatis dan parasimpatis. Jeffcoate mengemukakan bahwa dismenorea ditimbulkan oleh ketidakseimbangan pengendalian sistem syaraf otonom terhadap miometrium. Pada keadaan ini terjadi perangsangan yang berlebihan oleh syaraf simpatis sehingga serabut-serabut sirkuler pada istmus dan ostium uteri internum menjadi hipertonik.
·         Prostaglandin
Penelitian pada beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa prostaglandin memegang peranan penting dalam terjadinya dismenorea. Prostaglandin yang berperan disini yaitu prostaglandin E2 (PGE2) dan F2α (PGF2α). Pelepasan prostaglandin diinduksi oleh adanya lisis endometrium dan rusaknya membran sel akibat pelepasan lisosim.
Prostaglandin menyebabkan peningkatan aktivitas uterus dan serabut-serabut syaraf terminal rangsang nyeri. Kombinasi antara peningkatan kadar prostaglandin dan peningkatan kepekaan miometrium menimbulkan tekanan intrauterus hingga 400 mmHg dan menyebabkan kontraksi miometrium yang hebat. Selanjutnya, kontraksi miometrium yang disebabkan oleh prostaglandin akan mengurangi aliran darah, sehingga terjadi iskemia sel-sel miometrium yang mengakibatkan timbulnya nyeri spasmodik. Jika prostaglandin dilepaskan dalam jumlah berlebihan ke dalam peredaran darah, maka selain dismenorea timbul pula diare, mual, dan muntah.

b.      Dismenore sekunder
·         Faktor konstitusi seperti : anemia.
·         Faktor seperti obstruksi kanalis servikalis
·         Anomali uterus congenital
·         Leiomioma submukosa.
·         Endometriosis dan adenomiosis

3.    MANIFESTASI KLINIK
a.       Dismenorea Primer
Rasa nyeri di perut bagian bawah, menjalar ke daerah pinggang dan paha. Kadang-kadang disertai mual, muntah, diare, sakit kepala dan emosi yang labil. Nyeri timbul sebelum haid dan berangsur hilang setelah darah haid keluar
b.      Dismenorea Sekunder
·         Cenderung timbul setelah siklus 2 tahun teratur
·         Nyeri sering timbul terus menerus dan tumpul
·         Nyeri dimulai saat haid dan meningkat bersamaaan dengan keluarnya darah

4.    KOMPLIKASI
·         Syok
·         Penurunan kesadaran

5.    PENATALAKSANAAN MEDIS
Terapi medis untuk klien dismenore di antaranya:
·         Pemberian obat analgetik.
·         Terapi hormonal
·         Terapi dengan obat nonsteriod antiprostagladin.
·         Dilatasi kanalis serviksalis
Dapat memberikan keringan karena memudahkan pengeluaran darah haid dan prostaglandin

6.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada klien dengan dismenore adalah:
a.       Tes laboratorium
·         Pemeriksaan darah lengkap : normal.
·         Urinalisis : normal
b.      Tes diagnostic tambahan
Laparaskopi : penyikapan atas adanya endomeriosi atau kelainan pelvis yang lain.

7.    ASUHAN KEPERAWATAN
a.       Pengkajian
Hal-hal yang perlu dikaji pada klien dengan dismenore adalah Karakteristik nyeri dan gejala yang mengikutinya.
b.      Diagnose keperawatan
·            Nyeri yang berhubungan dengan meningkatnya kontraktilitas uterus, hipersensitivitas, dan saraf nyeri uterus.
·            Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan adanya mual, muntah.










BAB IV
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Menstruasi yaitu pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi secara berulang (setiap bulan kecuali pada saat kehamilan).
Faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya kematangan seksual (menstruasi, kematangan fisik) ditentukan oleh kondisi fisik individual, faktor keturunan, suku bangsa, faktor iklim, faktor cara hidup, faktor lingkungan, faktor sosial ekonomi, dan faktor geografis.
Gangguan menstruasi adalah kelainan-kelainan pada keadaan menstruasi yang dapat berupa kelainan atau kelainan dari jumlah darah yang dikeluarkan dan lamanya perdarahan.
Macam – macam gangguan menstruasi :
         Menurut gangguan siklusnya :
1.polimenore (sering)
2.oligomenore (jarang)
3.tidak teratur 
4.amenore (tidak haid)
•    Menurut gangguan perdarahan :
1.hypermenore (banyak)
2.hypomenore (sedikit)
3.spotting (perdarahan bercak)
•    Perdarahan diluar haid (metroragia)

B.       Saran
Akhir kata tidak ada hasil pemikiran yang baik kecuali memberikan manfaat bagi orang lain. Penulis berharap semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari makalah ini dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan perbaikan bagi penulis dalam penyusunan makalah selanjutnya



DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar