Translate

Sabtu, 04 Agustus 2012

cairan tubuh


BAB  I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang
Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya sebagai wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik dalam tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuannya maka keperawatan dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya setiap saat. Ilmu Pengetahuan Alam seperti Kimia pun dapat menjadi salah satu aspek untuk menjadikan perawat yang professional. Dalam hal ini perawat  agar mampu mengetahui Cairan Tubuh yang di dalamnya terdapat beberapa komponen.
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial bagi kesehatan. Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan ini dinamakan “homeostasis”.

B.       Tujauan
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah kima
2.      Untuk mengetahui komposisi tubuh manusia
3.      Untuk mengetahui kompartemen tubuh manusia

C.      Manfaat
1.        Mengetahui kompartemen tubuh manusia
2.        Mengetahui pergerakan air dan zat terlarut diantara kompartemen cairan tubuh
3.        Mengetahui ketonusan larutan isotonik, hipotonik dan hipertonik.




BAB II
 PEMBAHASAN

A.      Kompartemen cairan tubuh
Air beserta unsur-unsur didalamnya yang diperlukan untuk kesehatan sel disebut cairan tubuh. Cairan ini sebagian berada diluar sel (ekstraselular) dan sebagian lagi didalam sel (intraselular). Cairan tubuh terdiri dari:
1.         Cairan Intraselular (CIS) = 40% dari BB total
Adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari cairan tubuh adalah intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70 kg). Sebaliknya, hanya ½ dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular. 50% dari berat badan letaknya didalam sel dan mengandung elektrolit, kalium fosfat dan bahan makanan seperti glukosa dan asam amino. Kerja enzim dalam sel sifatnya konstan, memecahkan dan membangun kembali sebagaimana dalam semua metabolisme untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh.
2.         Cairan Ekstraselular (CES) = 20% dari BB total
Adalah cairan diluar sel. Ukuran relatif dari (CES)menurun dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir, kira-kir ½ cairan tubuh terkandung didalam (CES). Setelah 1 tahun, volume relatif dari (CES) menurun sampai kira-kira 1/3 dari volume total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg). Lebih jauh (CES) dibagi menjadi :
a.         Cairan interstisial (CIT) : Cairan disekitar sel, sama dengan kira-kira 8 L pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume (CIT) kira-kira sebesar 2 kali lebih besar pada bayi baru lahir dibanding orang dewasa.
b.        Cairan intravaskular (CIV) : Cairan yang terkandung di dalam pembuluh darah. Volume relatif dari (CIV) sama pada orang dewasa dan anak-anak. Rata-rata volume darah orang dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari BB), 3 L (60%) dari jumlah tersebut adalah PLASMA. Sisanya 2-3 L (40%) terdiri dari sel darah merah (SDM, atau eritrosit) yang mentranspor oksigen dan bekerja sebagai bufer tubuh yang penting; sel darah putih (SDP, atau leukosit); dan trombosit. Tapi nilai tersebut diatas dapat bervariasi pada orang yang berbeda-beda, bergantung pada jenis kelamin, berat badan dan faktor-faktor lain. membentuk 30% cairan dalam tubuh (kurang lebih 12 liter). Air ini merupakan medium di tengah sel hidup. Sel menerima garam, makanan, oksigen, dan melepaskan semua hasil buangannya kedalam cairan itu juga.
Adapun fungsi dari darah adalah mencakup :
1)      pengiriman nutrien (mis ; glokusa dan oksigen) ke jaringan
2)      transpor produk sisa ke ginjal dan paru-paru
3)      pengiriman antibodi dan SDP ke tempat infeksi
4)      transpor hormon ke tempat aksinya
5)      sirkulasi panas tubuh


3.         Cairan Transelular (CTS)
Adalah cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh (CTS) meliputi cairan serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial, dan cairan intraokular serta sekresi lambung. Pada waktu tertentu (CTS) mendekati jumlah 1 L. Namun, sejumlah besar cairan dapat saja bergerak kedalam dan keluar ruang transelular setiap harinya. Sebagai contoh, saluran gastro-intestinal (GI) secara normal mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L per-hari.
Secara Skematis Jenis dan Jumlah Cairan Tubuh dapat digambarkan sebagai berikut :
komposisi-cairan
Prosentase Total Cairan Tubuh Dibandingkan Berat Badan
komposisi-cairan11
Distribusi Cairan Tubuh
distribusi-cairan1
§   Keterangan : Untuk laki-laki, BB = 70 Kg
§   Catatan : Sebenarnya ada kompartemen CES lain, yaitu : limfe & cairan transeluler. Cairan transelular hanya 1-2 % BB, meliputi cairan sinovial, pleura, intraokuler, dll.
Protein dalam keadaan normal dalam plasma konsentrasinya 70-80 gram/liter, albumin 40-50 gram/liter. Pada ujung arterial dari kapiler, tekanan hidrotastik lebih besar dari tekanan osmotic plasma sehingga membantu pembentukan cairan interstial yang bebas protein. Tekanan osmotic koloid melebihi tekanan hidrostatik yang telah berkurang dan cairan jaringan ditarik kembali ke dalam ruangan instravaskuler.

B.       Pergerakan air dan zat pelarut diantara kompartemen cairan tubuh
Air beserta unsur-unsur didalamnya yang diperlukan untuk kesehatan sel disebut cairan tubuh. Cairan dalam plasma berada dibawah tekanan hidrostastik lebih besar daripada tekanan interstisial. Oleh karena itu cairan cenderung keluar dari pembuluh kapiler.
Pada ujung kapiler arteri, tekanan hidrostatik lebih besar dari tekanan osmotic, yang imbangan kekuatan mendorong cairan masuk jaringan. Sedangkan pada ujung kapiler vena tekanan hidrostatik kurang, tekanan osmotic mengatasinya dan menarik kembali cairan masuk kapiler. Secara normal cairan yang meninggalkan kapiler lebih banyak daripada cairan yang kembali masuk kedalamnya, kelebihan ini disalurkan melalui limfe (getah bening).
Pertukaran antara cairan intraselular dan ekstraselular juga bergantung pada tekanan osmotic. Akan tetapi membrane sel mempunyai permeabilitas selektif dan dilalui oleh beberapa bahan seperti oksigen, karbon dioksida, dan ureum secara bebas. Mekanisme ini memompakan bahan lain masuk atau keluar untuk mempertahankan konsentrasi dalam cairan intraselular dan ekstraselular. Misalnya, kalium dikonsentrasikan dalam cairan intraselular sedangkan natrium dipompakan ke luar.  
Cairan tubuh dan zat terlarut didalamnya berada dalam mobilitas konstan dan proses menerima dan mengeluarkan cairan yang terus-menerus.
1.      Oksigen, zat gizi, dan cairan elektrolit diangkut ke paru-paru dan saluran pencernaan, lalu dibawa keseluruh tubuh melalui sirkulasi.
2.      Cairan dalam pembuluh darah dan zat yang terlarut secara cepat saling bertukar dengan CIS melalui membrane kapiler.
3.      CIS dan zat yang ada didalamnya saling bertukar dengan CIS melalui membran sel yang permeabel selektif. 
Contoh cairan tubuh adalah:
  1. Darah dan plasma darah
  2. Sitosol
  3. Zalir serebrospinal
  4. Korpus vitreum maupun humor vitreous
  5. Serumen
  6. Humor aqueous
  7. Cairan limfa
  8. Cairan pleura
  9. Cairan amnion

C.      Peran / Manfaat / Kegunaan / Fungsi Cairan Tubuh Manusia
Air merupakan bagian terbesar dari komposisi tubuh manusia. Hampir semua reaksi di dalam tubuh manusia memerlukan cairan. Agar metabolisme tubuh berjalan dengan baik, dibutuhkan masukan cairan setiap hari untuk menggantikan cairan yang hilang.
Fungsi cairan tubuh antara lain :
1.       Mengatur suhu tubuh
Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.
2.       Melancarkan peredaran darah
Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.
3.       Membuang racun dan sisa makanan
Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni, dan pernafasan.
4.       Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan air dalam tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.
5.       Pencernaan
Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar.
6.       Pernafasan
Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basah dalam bekerja memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa karbondioksida keluar tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita menghembuskan nafas ke kaca, maka akan terlihat cairan berupa embun dari nafas yang dihembuskan pada kaca.
7.       Sendi dan otot
Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum air dengan cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan kelelahan.
8.       Pemulihan penyakit
Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.

D.      Osmosis
Osmosis adalah kasus khusus dari difusi. Ini hanyalah difusi air melalui membran permeabel selektif. Ini berarti bahwa air bergerak melalui membran permeabel selektif dalam arah gradien konsentrasinya. Untuk osmosis terjadi harus ada:
1.    Sebuah membran selektif permeabel antara dua solusi air, atau antara larutan air dan air murni.
2.    Konsentrasi zat terlarut dalam dua solusi harus tidak sama; yaitu harus ada   lebih zat terlarut pada satu sisi membran dari pada sisi lain.
3.    Membran harus kedap zat terlarut, tetapi permeabel terhadap air.
Sekarang mari kita menguji kembali diagram sebelumnya dan menginterpretasikan hasil dalam hal osmosis. Pada setiap sisi dari tabung kami memiliki solusi air dipisahkan oleh membran selektif permeabel. Titik-titik biru mewakili zat terlarut (Mereka bisa menjadi molekul gula). Konsentrasi zat terlarut lebih besar di sebelah kiri daripada kanan. Membran adalah kedap solut. Air akan bergerak dari tempat itu lebih terkonsentrasi ke tempat konsentrasi air kurang (ingat bahwa adalah definisi dari difusi). Sekarang Anda harus melakukan switch-hati berpikir. Air akan bergerak menuju sisi membran di mana ada zat terlarut lebih. Hal ini terjadi karena di mana ada zat terlarut, ada sedikit air. Mengacu pada diagram, kita melihat air yang mengalir dari samping dengan 0% zat terlarut ke samping dengan zat terlarut 20%. Hal ini mengurangi konsentrasi untuk zat terlarut 15% dalam tabung B. air dari sisi kanan tabung akan terus mencairkan solusi pada sisi kiri sampai tekanan dari solusi di sebelah kiri sama dengan tekanan osmotik, yaitu sebagai molekul air banyak didorong dari kiri ke kanan oleh tekanan dari kolom seperti juga menyebar dari kanan ke kiri melalui osmosis.
Organisme tergantung pada osmosis untuk memindahkan air dari satu ruang ke yang lain. Tidak ada mekanisme untuk transportasi aktif air karena ada untuk zat lain seperti kalsium, natrium dan glukosa. Hal ini diperlukan untuk memompa garam atau larutan lain dari sel ke dalam ruang jaringan dan menciptakan gradien osmotik untuk memindahkan air dari sel. Sebaliknya, gradien osmotik yang diperlukan untuk memindahkan air ke dalam sel. Untuk memahami ini lebih baik kita perlu memeriksa apa yang terjadi pada sel ketika mereka ditempatkan dalam larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang berbeda.
Dalam pengobatan, dialisis terutama digunakan untuk menyediakan pengganti buatan untuk fungsi ginjal hilang (terapi penggantian ginjal) akibat gagal ginjal. Dialisis dapat digunakan untuk pasien yang sangat sakit yang tiba-tiba tetapi untuk sementara, kehilangan fungsi ginjal (gagal ginjal akut) atau untuk pasien cukup stabil yang telah hilang secara permanen fungsi ginjal (stadium 5 penyakit ginjal kronis).
Untuk pasien dengan stadium 5, atau Tahap Akhir Penyakit Ginjal (ESKD), penurunan fungsi ginjal terjadi selama periode bulan untuk tahun sampai tingkat yang dicapai pada pengobatan yang dibutuhkan untuk bertahan hidup. Tidak seperti Gagal Ginjal Akut (GGA) (Ginjal Cedera akut (AKI)), Gagal Ginjal Kronis tidak bisa disembuhkan atau terbalik dan jangka panjang perawatan yang diperlukan untuk menggantikan fungsi yang hilang dari ginjal. Perawatan untuk ESKD yang paling alami menggantikan fungsi ginjal hilang adalah transplantasi ginjal. Namun, beberapa pasien tidak kandidat yang baik untuk transplantasi karena alasan medis atau lainnya, beberapa tidak dapat menerima transplantasi karena kekurangan air ginjal donor, dan yang lain hanya memutuskan bahwa transplantasi adalah bukan pilihan terbaik bagi mereka. Akibatnya, kebanyakan pasien dengan ESKD harus bergantung pada dialisis untuk mengganti air dan fungsi pembuangan sampah dari ginjal sehat.

E.       Difusi
Difusi merupakan peristiwa ketika gas zat dalam larutan yang mengambang karena gerakan molekul ion, cenderung mengisi seluruh ruangan yang tersedia. Molekul sebuah zat yang larut dalam larutan selalu berada dalam gerakan yang cenderung menyebar dari daerah konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah sampai konsentrasi sama pada seluruh larutan. Difusi ion juga dipengaruhi oleh muatan listrik, bila terdapat selisih potensial antara dua daerah ion yang bermuatan positif bergerak menurut gradien listrik menuju ke daerah yang bermuatan negative, dan ion-ion yang bermuatan negative bergerak ke arah yang berlawanan.


Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu:
  1. Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
  2. Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
  3. Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
  4. Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
  5. Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.

F.       Dialisis
Dialisis adalah tindakan medis yang tugasnya dalam beberapa hal sama dengan yang dilakukan oleh ginjal kita yang sehat. Dialisis diperlukan apabila ginjal kita tidak dapat lagi bekerja sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh. Dialisis diperlukan apabila sudah sampai pada tahap akhir kerusakan ginjal atau gagal ginjal terminal( End Stage Renal Disease). Biasanya terjadi apabila kerusakan ginjal sudah mencapai 85-90 persen.




G.      Ketonusan Larutan Isotonik
Larutan isotonik adalah larutan yang mempunyai osmolalitas sama efektifnya dengan cairan tubuh (kira-kira 280-300 mOsm/kg). Contohnya adalah normal salin-larutan natrium klorida (NaCl) 0,9%.
1.         Hipertonik
Larutan hipertonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (tekanan osmotik yang lebih tinggi) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke luar sel. Dalam lingkungan hipertonik, tekanan osmotik menyebabkan air mengalir keluar sel. Jika cukup air dipindahkan dengan cara ini, sitoplasma akan mempunyai konsentrasi air yang sedikit sehingga sel tidak berfungsi lagi.
2.         Hipotonik
Larutan hipotonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih rendah (tekanan osmotik lebih rendah) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke dalam sel.



BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
1.     Kompartemen Cairan Tubuh adalah Air beserta unsur-unsur didalamnya yang diperlukan untuk kesehatan sel disebut cairan tubuh. Yang  terdiri dari  cairan ekstraselular, cairan intraselular, dan plasma darah.
2.     Pergerakan air dan zat pelarut diantara kompartemen cairan tubuh yang di dalamnya air beserta unsur-unsur yang diperlukan untuk kesehatan sel disebut cairan tubuh. Cairan dalam plasma berada dibawah tekanan hidrostastik lebih besar daripada tekanan interstisial. Oleh karena itu cairan cenderung keluar dari pembuluh kapiler.
3.     Osmosis adalah kasus khusus dari difusi. Ini hanyalah difusi air melalui membran permeabel selektif. Difusi merupakan peristiwa ketika gas zat dalam larutan yang mengambang karena gerakan molekul ion, cenderung mengisi seluruh ruangan yang tersedia. Sedangkan Dialisis adalah tindakan medis yang tugasnya dalam beberapa hal sama dengan yang dilakukan oleh ginjal kita yang sehat.
4.     Ketonusan Larutan Isotonik adalah larutan yang mempunyai osmolalitas sama efektifnya dengan cairan tubuh (kira-kira 280-300 mOsm/kg). Larutan hipertonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (tekanan osmotik yang lebih tinggi) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke luar sel. Larutan hipotonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih rendah (tekanan osmotik lebih rendah) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke dalam sel.



DAFTAR PUSTAKA

Churcil Levingston (1989). Aids to fluid and Electrolite Behavior. Alih bahasa: Wili Japaris (keseimbangan cairan dan Elektrolit). Bina Rupa Aksara, Jakarta.


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ilahirabbi karena berkat rahmat dan hidayahnya,saya menyusun makalah kimia tentang  “Cairan Tubuh”  dengan baik.
Makalah ini berisi segala sesuatu yang berkaitan dengan Cairan Tubuh yang ada di dalam tubuh manusia, tujuannya adalah sebagai pedoman para siswa untuk mengerti lebih dalam Kimia yang di dalamnya terdapat berbagai macam hal menyangkut Cairan Tubuh. Hal ini juga bertujuan untuk mendorong para siswa supaya mengenal lebih dalam tentang Kimia.
Saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman dan pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.


Penyusun











 

DAFTAR ISI

Kata pengantar.........................................................................................................
Daftar isi..................................................................................................................
BAB I   PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang................................................................................... 1
B.       Rumusan Masalah............................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A.      Kompartemen Cairan Tubuh............................................................ .. 3
B.       Pergerakan air dan zat pelarut diantara kompartemen Cairan Tubuh
C.       Peran / manfaat / kegunaan / fungsi cairan tubuh............................ .. 8           
D.      Osmosis............................................................................................   10
E.       Difusi ................................................................................................. 13
F.        Dialysis............................................................................................... 14
G.      Ketonusan larutan Isotonic................................................................. 15

BAB III PENUTUP
A.      Kesimpulan ..................................................................................... .. 16

DAFTAR PUSTAKA



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar