BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan
keilmuannya sebagai wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat
manusia baik dalam tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan
keilmuannya maka keperawatan dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi di lingkungannya setiap saat. Ilmu Pengetahuan Alam seperti Kimia
pun dapat menjadi salah satu aspek untuk menjadikan perawat yang professional.
Dalam hal ini perawat agar mampu
mengetahui Cairan Tubuh yang di dalamnya terdapat beberapa komponen.
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik
karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons
terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah
esensial bagi kesehatan. Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk
menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan
proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya
lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan cairan ini dinamakan “homeostasis”.
B.
Tujauan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah
kima
2. Untuk mengetahui komposisi tubuh
manusia
3. Untuk mengetahui kompartemen tubuh
manusia
C.
Manfaat
1.
Mengetahui kompartemen tubuh manusia
2.
Mengetahui pergerakan air dan zat terlarut diantara
kompartemen cairan tubuh
3.
Mengetahui ketonusan larutan isotonik, hipotonik dan
hipertonik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kompartemen cairan tubuh
Air
beserta unsur-unsur didalamnya yang diperlukan untuk kesehatan sel disebut
cairan tubuh. Cairan ini sebagian berada diluar sel (ekstraselular) dan
sebagian lagi didalam sel (intraselular). Cairan tubuh terdiri dari:
1.
Cairan Intraselular (CIS) = 40% dari BB total
Adalah
cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari
cairan tubuh adalah intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria
dewasa (70 kg). Sebaliknya, hanya ½ dari cairan tubuh bayi adalah cairan
intraselular. 50% dari berat badan letaknya didalam sel dan mengandung
elektrolit, kalium fosfat dan bahan makanan seperti glukosa dan asam amino.
Kerja enzim dalam sel sifatnya konstan, memecahkan dan membangun kembali
sebagaimana dalam semua metabolisme untuk mempertahankan keseimbangan cairan
tubuh.
2.
Cairan Ekstraselular (CES) = 20% dari BB total
Adalah
cairan diluar sel. Ukuran relatif dari (CES)menurun dengan peningkatan usia.
Pada bayi baru lahir, kira-kir ½ cairan tubuh terkandung didalam (CES). Setelah
1 tahun, volume relatif dari (CES) menurun sampai kira-kira 1/3 dari volume
total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg).
Lebih jauh (CES) dibagi menjadi :
a.
Cairan interstisial (CIT) : Cairan disekitar sel, sama
dengan kira-kira 8 L pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume
interstisial. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume (CIT) kira-kira sebesar 2
kali lebih besar pada bayi baru lahir dibanding orang dewasa.
b.
Cairan intravaskular (CIV) : Cairan yang terkandung di dalam
pembuluh darah. Volume relatif dari (CIV) sama pada orang dewasa dan anak-anak.
Rata-rata volume darah orang dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari BB), 3 L (60%)
dari jumlah tersebut adalah PLASMA. Sisanya 2-3 L (40%) terdiri dari sel darah
merah (SDM, atau eritrosit) yang mentranspor oksigen dan bekerja sebagai bufer
tubuh yang penting; sel darah putih (SDP, atau leukosit); dan trombosit. Tapi
nilai tersebut diatas dapat bervariasi pada orang yang berbeda-beda, bergantung
pada jenis kelamin, berat badan dan faktor-faktor lain. membentuk 30% cairan
dalam tubuh (kurang lebih 12 liter). Air ini merupakan medium di tengah sel
hidup. Sel menerima garam, makanan, oksigen, dan melepaskan semua hasil
buangannya kedalam cairan itu juga.
Adapun
fungsi dari darah adalah mencakup :
1) pengiriman nutrien (mis ; glokusa
dan oksigen) ke jaringan
2) transpor produk sisa ke ginjal dan
paru-paru
3) pengiriman antibodi dan SDP ke
tempat infeksi
4) transpor hormon ke tempat aksinya
5) sirkulasi panas tubuh
3.
Cairan Transelular (CTS)
Adalah
cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh (CTS) meliputi
cairan serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial, dan cairan intraokular
serta sekresi lambung. Pada waktu tertentu (CTS) mendekati jumlah 1 L. Namun,
sejumlah besar cairan dapat saja bergerak kedalam dan keluar ruang transelular
setiap harinya. Sebagai contoh, saluran gastro-intestinal (GI) secara normal
mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L per-hari.
Secara
Skematis Jenis dan Jumlah Cairan Tubuh dapat digambarkan sebagai berikut :
Prosentase Total Cairan Tubuh Dibandingkan Berat Badan
Distribusi Cairan Tubuh
§ Keterangan : Untuk laki-laki, BB =
70 Kg
§ Catatan : Sebenarnya ada kompartemen
CES lain, yaitu : limfe & cairan transeluler. Cairan transelular hanya 1-2
% BB, meliputi cairan sinovial, pleura, intraokuler, dll.
Protein
dalam keadaan normal dalam plasma konsentrasinya 70-80 gram/liter, albumin
40-50 gram/liter. Pada ujung arterial dari kapiler, tekanan hidrotastik lebih
besar dari tekanan osmotic plasma sehingga membantu pembentukan cairan interstial
yang bebas protein. Tekanan osmotic koloid melebihi tekanan hidrostatik yang
telah berkurang dan cairan jaringan ditarik kembali ke dalam ruangan
instravaskuler.
B.
Pergerakan air dan zat pelarut
diantara kompartemen cairan tubuh
Air
beserta unsur-unsur didalamnya yang diperlukan untuk kesehatan sel disebut
cairan tubuh. Cairan dalam plasma berada dibawah tekanan hidrostastik lebih
besar daripada tekanan interstisial. Oleh karena itu cairan cenderung keluar
dari pembuluh kapiler.
Pada
ujung kapiler arteri, tekanan hidrostatik lebih besar dari tekanan osmotic,
yang imbangan kekuatan mendorong cairan masuk jaringan. Sedangkan pada ujung
kapiler vena tekanan hidrostatik kurang, tekanan osmotic mengatasinya dan
menarik kembali cairan masuk kapiler. Secara normal cairan yang meninggalkan
kapiler lebih banyak daripada cairan yang kembali masuk kedalamnya, kelebihan
ini disalurkan melalui limfe (getah bening).
Pertukaran
antara cairan intraselular dan ekstraselular juga bergantung pada tekanan
osmotic. Akan tetapi membrane sel mempunyai permeabilitas selektif dan dilalui
oleh beberapa bahan seperti oksigen, karbon dioksida, dan ureum secara bebas.
Mekanisme ini memompakan bahan lain masuk atau keluar untuk mempertahankan
konsentrasi dalam cairan intraselular dan ekstraselular. Misalnya, kalium
dikonsentrasikan dalam cairan intraselular sedangkan natrium dipompakan ke
luar.
Cairan
tubuh dan zat terlarut didalamnya berada dalam mobilitas konstan dan proses
menerima dan mengeluarkan cairan yang terus-menerus.
1. Oksigen, zat gizi, dan cairan
elektrolit diangkut ke paru-paru dan saluran pencernaan, lalu dibawa keseluruh
tubuh melalui sirkulasi.
2. Cairan dalam pembuluh darah dan zat
yang terlarut secara cepat saling bertukar dengan CIS melalui membrane kapiler.
3. CIS dan zat yang ada didalamnya
saling bertukar dengan CIS melalui membran sel yang permeabel selektif.
Contoh
cairan tubuh adalah:
- Darah dan plasma darah
- Sitosol
- Zalir serebrospinal
- Korpus vitreum maupun
humor vitreous
- Serumen
- Humor aqueous
- Cairan limfa
- Cairan pleura
- Cairan amnion
C.
Peran / Manfaat / Kegunaan / Fungsi
Cairan Tubuh Manusia
Air
merupakan bagian terbesar dari komposisi tubuh manusia. Hampir semua reaksi di
dalam tubuh manusia memerlukan cairan. Agar metabolisme tubuh berjalan dengan
baik, dibutuhkan masukan cairan setiap hari untuk menggantikan cairan yang
hilang.
Fungsi cairan tubuh antara lain :
1.
Mengatur suhu tubuh
Bila
kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.
2.
Melancarkan peredaran darah
Jika
tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan cairan
dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan
berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.
3.
Membuang racun dan sisa makanan
Tersedianya
cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam tubuh. Air
membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni, dan pernafasan.
4.
Kulit
Air
sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan air dalam
tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit
akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.
5.
Pencernaan
Peran
air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah
untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan membantu
kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena gerakan usus menjadi lebih
lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar.
6.
Pernafasan
Paru-paru
memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basah dalam bekerja
memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa karbondioksida keluar tubuh. Hal
ini dapat dilihat apabila kita menghembuskan nafas ke kaca, maka akan terlihat
cairan berupa embun dari nafas yang dihembuskan pada kaca.
7.
Sendi dan otot
Cairan
tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh akan
mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum air
dengan cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan
kelelahan.
8.
Pemulihan penyakit
Air
mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai
berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.
D.
Osmosis
Osmosis adalah kasus khusus dari difusi. Ini
hanyalah difusi air melalui membran permeabel selektif. Ini berarti bahwa air
bergerak melalui membran permeabel selektif dalam arah gradien konsentrasinya.
Untuk osmosis terjadi harus ada:
1.
Sebuah
membran selektif permeabel antara dua solusi air, atau antara larutan air dan
air murni.
2. Konsentrasi zat terlarut dalam dua solusi harus
tidak sama; yaitu harus ada lebih zat
terlarut pada satu sisi membran dari pada sisi lain.
3. Membran harus kedap zat terlarut, tetapi permeabel
terhadap air.
Sekarang mari kita menguji kembali diagram sebelumnya dan menginterpretasikan
hasil dalam hal osmosis. Pada setiap sisi dari
tabung kami memiliki solusi air
dipisahkan oleh membran selektif permeabel. Titik-titik
biru mewakili zat
terlarut (Mereka bisa menjadi
molekul gula). Konsentrasi
zat terlarut lebih besar di
sebelah kiri daripada kanan.
Membran adalah kedap solut. Air akan
bergerak dari tempat itu lebih
terkonsentrasi ke tempat konsentrasi
air kurang (ingat bahwa adalah definisi dari difusi). Sekarang Anda harus melakukan switch-hati berpikir. Air
akan bergerak menuju sisi membran
di mana ada zat terlarut lebih. Hal ini terjadi karena di mana ada zat terlarut, ada sedikit air. Mengacu pada diagram, kita melihat air
yang mengalir dari samping dengan 0% zat terlarut ke
samping dengan zat terlarut
20%. Hal ini mengurangi konsentrasi untuk zat
terlarut 15% dalam tabung B. air dari sisi kanan
tabung akan terus mencairkan solusi pada sisi
kiri sampai tekanan dari solusi
di sebelah kiri sama dengan tekanan
osmotik, yaitu sebagai molekul air banyak didorong
dari kiri ke kanan oleh tekanan dari kolom seperti juga menyebar dari kanan ke kiri melalui osmosis.
Organisme tergantung pada osmosis untuk memindahkan air dari satu ruang ke yang
lain. Tidak ada mekanisme untuk transportasi aktif air karena ada untuk zat
lain seperti kalsium, natrium dan glukosa. Hal ini diperlukan untuk memompa
garam atau larutan lain dari sel ke dalam ruang jaringan dan menciptakan
gradien osmotik untuk memindahkan air dari sel. Sebaliknya, gradien osmotik
yang diperlukan untuk memindahkan air ke dalam sel. Untuk memahami ini lebih
baik kita perlu memeriksa apa yang terjadi pada sel ketika mereka ditempatkan
dalam larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang berbeda.
Dalam
pengobatan, dialisis terutama digunakan untuk menyediakan pengganti buatan untuk fungsi
ginjal hilang (terapi penggantian
ginjal) akibat gagal ginjal. Dialisis
dapat digunakan
untuk pasien yang
sangat sakit yang tiba-tiba
tetapi untuk sementara, kehilangan fungsi ginjal (gagal ginjal akut) atau
untuk pasien cukup stabil yang
telah hilang secara permanen fungsi
ginjal (stadium 5 penyakit ginjal kronis).
Untuk pasien dengan stadium 5, atau Tahap Akhir Penyakit Ginjal (ESKD),
penurunan fungsi ginjal terjadi selama periode bulan untuk tahun sampai tingkat
yang dicapai pada pengobatan yang dibutuhkan untuk bertahan hidup. Tidak
seperti Gagal Ginjal Akut (GGA) (Ginjal Cedera akut (AKI)), Gagal Ginjal Kronis
tidak bisa disembuhkan atau terbalik dan jangka panjang perawatan yang
diperlukan untuk menggantikan fungsi yang hilang dari ginjal. Perawatan untuk
ESKD yang paling alami menggantikan fungsi ginjal hilang adalah transplantasi
ginjal. Namun, beberapa pasien tidak kandidat yang baik untuk transplantasi
karena alasan medis atau lainnya, beberapa tidak dapat menerima transplantasi
karena kekurangan air ginjal donor, dan yang lain hanya memutuskan bahwa
transplantasi adalah bukan pilihan terbaik bagi mereka. Akibatnya, kebanyakan
pasien dengan ESKD harus bergantung pada dialisis untuk mengganti air dan
fungsi pembuangan sampah dari ginjal sehat.
E.
Difusi
Difusi merupakan peristiwa ketika gas
zat dalam larutan yang mengambang karena gerakan molekul
ion, cenderung mengisi seluruh ruangan yang tersedia. Molekul sebuah zat yang
larut dalam larutan selalu berada dalam gerakan yang cenderung menyebar dari
daerah konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah sampai konsentrasi sama
pada seluruh larutan. Difusi ion juga dipengaruhi oleh muatan listrik, bila
terdapat selisih potensial antara dua daerah ion yang bermuatan positif
bergerak menurut gradien listrik menuju ke daerah yang bermuatan negative, dan
ion-ion yang bermuatan negative bergerak ke arah yang berlawanan.
Ada
beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan
difusi, yaitu:
- Ukuran partikel. Semakin kecil
ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehingga
kecepatan difusi semakin tinggi.
- Ketebalan membran. Semakin
tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
- Luas suatu area. Semakin besar
luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
- Jarak. Semakin besar jarak
antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
- Suhu. Semakin tinggi suhu,
partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka,
semakin cepat pula kecepatan difusinya.
F.
Dialisis
Dialisis adalah tindakan medis yang
tugasnya dalam beberapa hal sama dengan yang dilakukan oleh ginjal
kita yang sehat. Dialisis diperlukan apabila ginjal kita tidak dapat lagi
bekerja sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh. Dialisis diperlukan apabila
sudah sampai pada tahap akhir kerusakan ginjal atau gagal ginjal terminal( End
Stage Renal Disease). Biasanya terjadi apabila kerusakan ginjal sudah mencapai
85-90 persen.
G.
Ketonusan Larutan Isotonik
Larutan isotonik adalah larutan yang mempunyai osmolalitas
sama efektifnya dengan cairan tubuh
(kira-kira 280-300 mOsm/kg). Contohnya adalah normal salin-larutan natrium
klorida (NaCl) 0,9%.
1.
Hipertonik
Larutan hipertonik adalah suatu larutan
dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (tekanan osmotik yang lebih
tinggi) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke luar sel. Dalam lingkungan
hipertonik, tekanan osmotik menyebabkan air mengalir keluar sel. Jika cukup air
dipindahkan dengan cara ini, sitoplasma akan mempunyai konsentrasi air yang
sedikit sehingga sel tidak berfungsi lagi.
2.
Hipotonik
Larutan
hipotonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih rendah
(tekanan osmotik lebih rendah) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke dalam sel.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Kompartemen Cairan Tubuh adalah Air
beserta unsur-unsur didalamnya yang diperlukan untuk kesehatan sel disebut
cairan tubuh. Yang terdiri dari cairan ekstraselular, cairan intraselular, dan
plasma darah.
2. Pergerakan air dan zat pelarut
diantara kompartemen cairan tubuh yang di dalamnya air beserta unsur-unsur yang
diperlukan untuk kesehatan sel disebut cairan tubuh. Cairan dalam plasma berada
dibawah tekanan hidrostastik lebih besar daripada tekanan interstisial. Oleh
karena itu cairan cenderung keluar dari pembuluh kapiler.
3. Osmosis adalah
kasus khusus dari difusi. Ini hanyalah difusi air melalui membran permeabel
selektif.
Difusi merupakan peristiwa ketika gas zat dalam
larutan yang mengambang karena gerakan molekul ion, cenderung mengisi seluruh
ruangan yang tersedia. Sedangkan Dialisis adalah tindakan medis yang tugasnya
dalam beberapa hal sama dengan yang dilakukan oleh ginjal kita yang sehat.
4.
Ketonusan Larutan Isotonik adalah larutan
yang mempunyai osmolalitas sama efektifnya dengan cairan tubuh (kira-kira
280-300 mOsm/kg). Larutan hipertonik adalah suatu
larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (tekanan osmotik yang
lebih tinggi) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke luar sel. Larutan hipotonik adalah suatu larutan dengan
konsentrasi zat terlarut lebih rendah (tekanan osmotik lebih rendah) dari pada
yang lain sehingga air bergerak ke dalam sel.
DAFTAR PUSTAKA
Churcil
Levingston (1989). Aids to fluid and Electrolite Behavior. Alih bahasa: Wili
Japaris (keseimbangan cairan dan
Elektrolit). Bina Rupa Aksara, Jakarta.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ilahirabbi karena berkat
rahmat dan hidayahnya,saya menyusun makalah kimia tentang “Cairan Tubuh” dengan baik.
Makalah ini berisi segala sesuatu yang berkaitan
dengan Cairan Tubuh yang ada di dalam tubuh manusia, tujuannya adalah sebagai
pedoman para siswa untuk mengerti lebih dalam Kimia yang di dalamnya terdapat
berbagai macam hal menyangkut Cairan Tubuh. Hal ini juga bertujuan untuk
mendorong para siswa supaya mengenal lebih dalam tentang Kimia.
Saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman dan
pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kritik dan saran
yang membangun sangat saya harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata
pengantar.........................................................................................................
Daftar
isi..................................................................................................................
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah............................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
A. Kompartemen
Cairan Tubuh............................................................ .. 3
B. Pergerakan
air dan zat pelarut diantara kompartemen Cairan Tubuh
C. Peran
/ manfaat / kegunaan / fungsi cairan tubuh............................ .. 8
D. Osmosis............................................................................................
10
E. Difusi
................................................................................................. 13
F.
Dialysis............................................................................................... 14
G. Ketonusan
larutan Isotonic................................................................. 15
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
..................................................................................... .. 16
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar